7 Peristiwa Besar di Hari Rabu


7 Peristiwa Besar di Hari Rabu


Tanpa banyak basa basi dan basa tidak basi, inilah 7 peristiwa besar yang terjadi pada hari rabu:


1. Kebinasaan Awj bin Unq

Awj ialah manusia yang telah berumur 4500 tahun yang tegap dan super tinggi, sehingga air tsunami pada masa Nabi Nuh tidak melewati lututnya. Ia tinggal diatas gunung. Apabila ingin makan, ia bisa mengambil ikan dalam laut dengan tangannya dan memanggangnya dengan cahaya matahari. Apabila sedang marah, ia mengencingi masyarakat disekitarnya sehingga mereka tenggelam.

Ketika Nabi Musa As. memasuki daerahnya, Awj ingin membinasakan Nabi Musa As., maka ia mencari Nabi Musa dan kelompoknya. Ketika ditemukan, ia langsung mencabut gunung dan meletakkan diatas tungkuknya untuk dilempar atas Nabi Musa dan kelompoknya.

Namun Allah Swt. belum menghendaki Nabi Musa wafat. Allah Swt. mengirimkan burung Hud-Hud dengan sebutir batu yang kemudian diletakkan diatas gunung besar yang berada diatas tungkuk Awj. Atas Qudrah Allah Swt, batu itu sangat membebaninya, sehingga ia tidak mampu menahan, lehernya terjepit dan ia tak mampu memindahkan batu (gunung) diatas lehernya, maka ia mati atas izin Allah Swt.


2. Kebinasaan Qarun 

Qarun pada dasarnya orang miskin, namun ia terlahir dalam keluarga yang rajin ibadah, mereka beribadah diwaktu malam, dan berpuasa di siang hari.

Nabi Musa adalah seorang nabi yang menguasai kimia, Beliua kemudian mengajarkan Kimia (ilmu kimia) kepada Qarun supaya bisa mencari rizqi lewat jalan itu. Maka kini qarun mendapatkan harta berlimpah karena kemampuannya, namun sekarang ia melupakan ibadah karena terlalu sibuk mencari harta.

Kemudian Allah Swt memerintahkan Nabi Musa As. Untuk meminta zakat pada Qarun, namun ia tidak mau memberikannya. Qarun berkata: “aku kumpulkan seluruh masyarakat besok, aku ingin berdebat dengan mereka, jika aku kalah, maka aku berikan mereka zakat harta”.

Sebelum mengumpulkan masyarakat, Qarun telah memanggil seorang wanita jalang dan menyuruhnya untuk menuduh Nabi Musa menzinainya, dan Qarun menjanjikan harta berlimpah untuk cewek jalang itu.

Keesokan harinya, ketika masyarakat telah berkumpul di rumahnya. Dan nabi Musa pun hadir disitu, masyarakat meminta Nabi Musa untuk memberi sedikit taushiah, dalam taushiahnya nabi Musa mengingatkan bahwa siapa yang mencuri harus dipotong tangan, siapa yang berzina harus dirajam.

Kemudian Qarun bertanya: “Jika kamu yang berzina, apa hukumnya hai musa?”, Nabi menjawab: “Jika aku mengerjakannya, maka hukum atasku adalah sebagaimana dihukumi oleh Allah Swt.”. Qarun kemudian berkata: “aku menjadi saksi bahwa engkau telah berzina dengan wanita ini. Dia mengaku bahwa engkau menghamilinya”.

Wanita jalang kemudian bangun untuk memberi pengakuan, namun Allah Swt. membuat lidahnya tidak bisa berucap dusta, maka ia mengucapkan kebenaran. Ia berkata: “Sesungguhnya musa tidak melakukan seperti yang engkau tuduh wahai Qarun. Qarun telah memanggilku dan menjanjikan harta banyak untuk berkata dusta, namun aku takut mengada-ngada atas Rasulnya dan Kalimnya.”

Sigkat cerita, Jibril As. datang dan memberitahukan kepada Musa bahwa Allah telah memberikan kekuasaan kepada musa untuk memerintahkan tanah, Beliau bisa memerintahkan apapun kepada tanah untuk kebinasaan Qarun.

Nabi Musa As. Kemudian mendatangi Qarun yang sedang tidur di ranjangnya, Kemudian beliau memukul lantai dengan tongkatnya, dan menunjuk ke arah ranjang Qarun, sehingga ranjangnya terbelah. Qarun langsung meloncat ketakutan, Nabi Musa kemudian berkata: “Ambil dia wahai tanah!”. Maka tanah menelan Qarun sampai lututnya. Qarun meminta tolong kepada nabi Musa, namun beliau tidak memperdulikannya.


3. Kebinasaan Fir’aun dan tentaranya 

Kekejaman Fir'aun semakin menjadi-jadi. Para pengikut Nabi Musa disiksa diluar batas agar menjadi kafir dan mengikuti perintah Fir'aun.

Nabi Musa kemudian berdo'a agar Allah menimpakan adzab kepada Fir'aun dan para pengikutnya. Do'anya dikabulkan. Mesir dilanda kemarau panjang sehingga panen gagal.

Mereka mendatangi Nabi Musa agar berdo’a kepada Tuhan untuk mencabut bala itu. Nabi Musa mulai berdo’a setelah Fir’aun berjanji akan membiarkan kaum Bani Israil pergi dari Mesir bersama beliau.

Namun setelah azab itu berhenti dan keadaan menjadi normal, Fir’aun mengingkari janjinya. Kaum Bani Israil yang menjadi buruh, budak dan sebagainya tetap diperintahkan bekerja di Mesir dan para pengikut Nabi Musa masih banyak yang disiksanya.

Dalam keadaan demikian datanglah wahyu dari Allah agar Musa mengajak kaumnya pergi meningggalkan Mesir. Mereka berangkat secara diam-diam dimalam hari supaya tidak diketahui oleh Fir’aun. Namun, akhirnya Fir'aun mengetahuinya juga. Ia dan tentaranya segera menyusul rombongan Nabi Musa.

Singkat cerita, rombongan Nabi Musa As. telah sampai di tepi Laut Merah. Mereka tak dapat melanjutkan perjalanan karena terhalang laut. Para pengikut Nabi Musa panik karena Fir’aun dari kejauhan sudak nampak bersama bala tentaranya yang akan membunuh mereka.

"Jangan takut Tuhan bersama kita," kata Nabi Musa sambil memukulkan tongkatnya ke laut. Seketika laut itu terbelah.

Para pengikut Nabi Musa segera berjalan di tengah-tengah laut yang terbelah itu. Setelah mereka sampai di daratan seberang, Fir’aun tiba dan menyusul mereka melalui jalan di laut yang terbelah.

Namun ketika Fir’aun dan para pengikutnya sampai dipertengahan mendadak laut yang terbelah itu mengatup kembali. Tenggelamlah Fir’aun dan para pengikutnya. Semua binasa tanpa tersisa.


4. Kebinasaan Raja Namrud 

Namrud mempunyai tentera sebanyak tujuh ratus ribu penunggang kuda dengan senjata yang lengkap. Namrud berkata kepada Nabi Ibrahim: “Hai Ibrahim, jika Tuhanmu mempunyai malaikat, maka kirimkanlah kepadaku untuk berperang denganku. Jika sanggup ambillah kerajaanku ini.”

Maka Nabi Ibrahim As. munajat kepada Allah SWT: “Ya Ilahi sesungguhnya Namrud dengan tenteranya menunggu kedatangan tenteramu, maka kirimkanlah kepada meraka tentera daripada selemah-lemah makhlukmu yaitu nyamuk.”

Ketika Namrud dan tentaranya telah berkumpul di padang yang luas, maka Allah Swt. memerintahkan nyamuk keluar dari lautan. Lalu keluarlah tentera nyamuk hingga menutupi permukaan bumi dan langit.

Kemudian Allah Swt. memberikan kekuatan kepada nyamuk-nyamuk tersebut. Lalu nyamuk-nyamuk tersebut menyerang tentera Namrud, menghisap semua darah mereka, Allah memerintahkan kepada nyamuk agar menunda penyeksaan terhadap Namrud. Agar ia dapat melihat sendiri kehancuran tenteranya. Maka nyamuk-nyamuk itu pun membiarkan Namrud sehingga ia dapat pulang ke istana.

Nabi Ibrahim As. Merasa takjub melihat peristiwa tersebut. Kemudian Allah berfirman kepadanya:

“Wahai Ibrahim, demi kemuliaan dan keagungan-Ku, sekiranya engkau tidak meminta kepada-Ku supaya mengutus tentera nyamuk, tentu aku akan mengirimkan yang lebih halus daripada nyamuk, jika seribu di antaranya berkumpul menjadi satu tidak mencapai besarnya nyamuk, tentu akan aku musnahkan juga mereka dengannya.”

Ketika telah dekat seksaan untuk Namrud, lalu Allah Swt. memerintahkan seekor nyamuk untuk menjalankan tugas tersebut. Nyamuk itu berkeliling di sebatang pohon selama tiga hari. Setelah sampai tiga hari, maka ia masuk ke dalam kepala Namrud melalui lubang hidungnya. Kemudian ia memakan otak Namrud selama 40 hari.


5. Kebinasaan Kaum Nabi Shalih 

Sebagaimana telah kami jelaskan pada tulisan “peristiwa besar di hari sabtu”, bahwa Nabi Shalih berkata pada kaumnya: “pada masa ini akan lahir seorang anak yang merupakan sebab kehancuran kaum ini”. Maka pembesar-pembesar kaum itu berkumpul dan sepakat untuk tidak mendekati isterinya lagi pada masa itu supaya tidak lahir anak yang menjadi sebab kehancuran, dan barangsiapa punya anak laki-laki harus dibunuh.

Namun ada perempuan yang melahirkan seorang anak laki-laki dan tidak membunuhnya, karena mereka belum pernah punya anak, anak tersebut diberi nama Qadara. Ketika orang-orang melihat anak itu tumbuh dewasa, mereka merasa menyesal karena telah membunuh anak – anak mereka sehingga tidak bisa tumbuh seperti Qadara.

Akhirnya mereka punya rencana membunuh nabi Shalih, karena beliaulah penyebab mereka membunuh anak-anak mereka. Mereka berencana pergi ke tempat yang jauh, kemudian kembali ke kampungnya secara sembunyi-sembunyi dan membunuh nabi shalih sehingga tidak ada yang tahu siapa pembunuhnya, karena mereka sedang tidak berada di tempat.

Suatu hari, setelah mereka minum khamar, mereka merasa haus dan ingin minum air, tapi hari itu tidak ada air, karena air telah dimimun oleh onta. Maka Qadara berkata: “menurutku kita bunuh saja onta Shalih, karena kita sedang darurat”. Mereka pun setuju dan mengambil pedang serta bersembunyi dibalik bukit menunggu kedatangan onta nabi shalih, ketika onta menghampiri, mereka langsung membunuhnya.

Kemudian mereka berencana membunuh anak onta, namun anak onta itu mendekati bukit tempat keluar induknya dulu yang merupakan mukjizat dari Allah Swt., dan bukit itupun terbelah, dan ia pun masuk kedalamnya.

Ketika Nabi Shalih Mengetahui ontanya dibunuh, beliau berkata: “Bersenang-senanglah di rumahmu tiga hari lagi, setelah itu kalian akan binasa. Tandanya, hari pertama wajah-wajah kalian di hari pertama akan merah, kemudian di hari kedua kuning, dan hari ketiga menjadi hitam”. Melihat tanda-tanda itu benar terjadi, mereka berencana membunuh Nabi shalih, dan mereka mendatangi rumahnya, namun Malaikat jibril datang dan menggoyangkan negeri mereka, kemudian Jibril As. Mendempik satu dempikan dan mereka pun musnah semuanya dengan izin Allah Swt.


6. Kebinasaan Syadad bin A’d 

A’d punya dua orang anak, yaitu: Syadid dan Syadad. Syadad membaca di kitab tentang keindahan surga, sehingga ia ingin membangun surga di bumi. Ia bermusyawarah dengan para raja-raja, dan berkata: “Aku ingin membangun bangunan seperti surga yang telah diceritakan dalam kitab”. Para raja menjawab: “Semua terserah padamu, dunia seluruhnya dalam hukummu”.

Ia memerintahkan prajuritnya untuk mengumpulkan emas dan perak di masyriq dan maghrib. Kemudian ia berkata: “Bangunkan untukku surga dalam jangka waktu tiga ratus tahun”

Di kumpulkanlah seluruh ahli bangunan yang berada dikerajaan. Dari seluruh ahli tersebut di pilih 300 orang. Tiap-tiap mereka diserahi tugas untuk memimpin 1.000 anak buah.

Mereka mengelilingi bumi selama 10 tahun. Akhirnya, mereka menemukan suatu tempat yang paling baik. Disana terdapat pepohonan dan beberapa aliran sungai. Di tempat itulah mereka mulai membangun surga. Bagian-bagian surga yang mereka rancang itu di realisasikan satu-satu. Ada yang di buat dari emas, ada pula yang di buat dari perak. Kemudian mereka sirami dengan minyak yang paling wangi.setelah semua tampak sempurna,mereka lalu memberitahukan keberadaan surga itu kepada Syadad.

Kemudian Syadad segera mempersiapkan diri untuk berangkat kesana. Jarak yang di tempuh oleh Syadad dari istana sampai ke surga miliknya itu adalah sekitar 10 tahun perjalanan.

Sementara itu, dalam usaha untuk mewujudkan keinginan Syadad tersebut, para raja dan bawahannya telah mengambil emas dan perak yang dimiliki oleh rakyatnya, kecuali yang masih menggantung di leher seorang anak, yang harganya kira-kira satu dirham.

Ketika mereka ingin merampasnya, anak itu berkata,"Jangan, tolong jangan tuan ambil emasku ini!.” “Kami diperintahkan oleh Raja,” kata mereka. Lalu emas yang tidak seberapa harganya itu mereka ambil secara paksa dari leher si anak.

Anak itu menangis, kemudian ia mengangkat kedua tangannya: "Wahai Tuhanku, Engkau Maha Mengetahui apa yang telah dilakukan oleh orang-orang zalim terhadap hamba-hamba-Mu yang lemah. Maka tolonglah kami, wahai Zat yang menolong orang-orang yang memohon pertolongan kepada-Nya."

Mendengar doa anak yang teraniaya itu, semua malaikat di langit mengamininya. Kemudian Allah mengutus Malaikat Jibril. Ketika itu, rombongan Syadad telah mendekati surga yang mereka buat. Namun tiba-tiba, Malaikat Jibril mengeluarkan suara yang sangat keras dari arah langit. Dalam waktu yang sangat singkat, mereka semua mati sebelum sempat masuk ke dalam surga yang telah mereka buat dengan susah payah.


7. Kebinasaan Kaum Nabi Hud 

Kaum Nabi Hud selalu bermaksiat kepada Allah Swt., mereka berkata: “Wahai Luth!. Kami mneyembah berhala dan tidak peduli kepada perkataanmu, kami tidak takut ancamanmu, jika kamu benar, coba turunkan kepada kami azab!”.

Maka Allah Swt. Tidak menurunkan Hujan kepada mereka selama tiga tahun, sehingga negeri mereka kemarau dan semua binatang mati. Masyarakat sangat menderita. Nabi Luth mengingatkan: “Minta ampunlah kepada tuhanmu, dan bertaubatlah!.” Mereka menjawab: “kami tidak akan bertaubat, tatapi kami akan mengutus beberapa orang ke mekkah untuk mencari Air”.

Enam orang diutus ke Mekkah, namun dua diantara merereka masuk Islam. Keduanya berdo’a: “Wahai tuhan kami dan tuan kami, kami tahu engkau akan membinasakan kaum Hud. Kami bukanlah dari golongan mereka, terimalah do’a kami, dan tunaikan keperluan kami”. Kemudian mereka mendengar suara: “Mintalah!, akan diberikan.” “Ya Tuhanku, aku meminta umur 7 Nasur (burung nasar).” Terdengar suara: “Aku beri itu.”

Kini tinggal empat orang kafir. Salah seorang dari empat itu berkata: “Ya Allah tidak aku datang karena sakit sehingga engkau sembuhkan, tidak juga karena ditawan sehingga engkau lepaskan”. Ya Allah Deruskanlah untuk A’d -- sebagaimana engkau menderuskan onta -- tiga gumpalan awan, putih, merah, dan hitam.”

Kemudian terdengar lagi suara: “Pilih mana yang engkau suka!”. Ia berkata: “Aku memilih hitam”. “Engkau telah memilih kebinasaan, tidak akan kekal dari A’d seorang pun, tidak ayah dan tidak anak.”

Maka Allah memerintahkan pembawa angin agar mengirimkan angin kencang untuk memusnahkan mereka semua.

Allahummadfa’ a’nna al-Bala’

(Sumber: Kitab as-Sab’atu fi Mawa’dhi al-Bariyyat, 80-92)


Buka  juga :

Post a Comment

Silahkan berkomentar

Previous Post Next Post