Janganlah Durhaka kepada ALLAH SWT Dalam Memilih Pemimpin


Janganlah Durhaka kepada ALLAH SWT Dalam Memilih Pemimpin


Segala puji hanya bagi Allah SWT, Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh pengikut jalan petunjuk beliau. Salam untuk seluruh Nabi dan Rasul-Rasul-Nya.

Kehidupan senantiasa bergeser dan dinamis dari waktu ke waktu. Bila dilihat secara materiil, maka dunia saat ini terus bergerak dari teknologi analog menuju teknologi Digital, segala urusan materi umat manusia semua membutuhkan bantuan teknologi digital teknologi BINER. Kode bilangan 0 dan 1,yang bisa membuat dunia saat ini menjadi sangat cepat perkembangannya. Dengan menggunakan teknologi Digital, dengan komputer manusia telah melesat menuju percepatan aplikasi teknologi yang luar biasa.

Sebaliknya hati umat manusia selalu saja tetap dari masa ke masa, Kehidupan di dunia ini dalam kacamata Al-Qur’an manusia yang mengaku Islam diberi tahu oleh Allah bahwa dunia ini ada beberapa golongan, Muslim, Mukmin, Muttaqin, kemudian golongan Munafikin dan golongan manusia Kafirin.

Orang kadang segera tersengat hatinya ketika ada suara yang mengatakan Munafikin atau Kafirin terdengar mengarah kepada mereka. Namun sebenarnya tanpa tudinganpun maka masing-masing manusia tidak akan bisa mengelak dari keadaan yang sebenarnya. Apakah diri seseorang itu masuk dalam golongan Mukminin, munafikin atau Kafirin.

Golongan Kafirin, sebenarnya adalah golongan yang mereka itu menolak mentah mentah tentang keberadaan Allah SWT dan mereka tidak beriman kepada NYA, tidak bersyahadat, sehingga otomatis rukun iman dan rukun islam yang lain pasti tidak akan dikenalnya. Iman kepada Allah saja tidak memiliki, apalagi iman kepada malaikat, kitab, rasul, hari akhir serta taqdir, tentu lebih tidak mengenal dan tidak mau mengakui.

Bila teknologi materiil saat ini bergerak pada teknologi DIGITAL. Maka keadaan manusia saat ini lebih dipengaruhi oleh peran penggunaan teknologi tersebut dalam kehidupan sehari hari. Maka naik dan turun prosentase manusia mukminin, mutaqqin, atau juga munafikin serta kafirin, akan berubah dan bergeser akibat terolah oleh penggunaan teknologi digital tersebut.

Bila teknologi digital banyak digunakan untuk memahamkan manusia untuk menjadi mukminin dan mutaqin maka prosentase manusia mukminin dan muttaqin akan meningkat. Sebaliknya ketika teknologi DIGITAL digunakan untuk menyebarkan perilaku munafikin dan kafirin berkembang pesat maka akan muncul disana sini pertumbuhan manusia manusia munafikin dan kafirin secara sangat signifikan.

Allah SWT menyampaikan dalam firman-Nya

أُولَـئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُاْ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالآَخِرَةِ فَلاَ يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلاَ هُمْ يُنصَرُونَ

Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong. (QS. 2:86)

الَّذِينَ يَسْتَحِبُّونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا عَلَى الآخِرَةِ وَيَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ اللّهِ وَيَبْغُونَهَا عِوَجاً أُوْلَـئِكَ فِي ضَلاَلٍ بَعِيدٍ

(yaitu) orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan Allah itu bengkok.Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh. (QS. 14:3)

ذَلِكَ بِأَنَّهُمُ اسْتَحَبُّواْ الْحَيَاةَ الْدُّنْيَا عَلَى الآخِرَةِ وَأَنَّ اللّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ

Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir. (QS. 16:107)

فَأَعْرِضْ عَن مَّن تَوَلَّى عَن ذِكْرِنَا وَلَمْ يُرِدْ إِلَّا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا

Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan tidak mengingini kecuali kehidupan duniawi. (QS. 53:29)

إِنَّ هَؤُلَاء يُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ وَيَذَرُونَ وَرَاءهُمْ يَوْماً ثَقِيلاً

Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat). (QS. 76:27)

Dari ayat ayat di atas nampak bahwa seseorang berubah menjadi Munafikin atau bahkan Kafirin adalah disebabkan keimanan mereka yang terus terkikis dan terkikis oleh kecintaan kepada kehidupan dunia dan melupakan kehidupan akherat. Sehingga peringatan-peringatan Allah SWT diabaikan dan diragukan, sehingga mereka lebih mencintai kehidupan dunia dari pada Akherat.

Larangan Allah tentang memilih pemimpin dari luar Orang Beriman.

Seorang Da’i telah memberi peringatan kepada umat Islam, agar setiap MUSLIMIN untuk memilih pemimpin dari kalangan Muslimin, Mukminin, Muttaqin dan tidak memilih di luar itu.

Manusia tidak akan bisa memuliakan Allah SWT, Rasulullah Muhammad SAW, dan tidak bisa menghargai Al-Qur’an dan As-Sunnah, sebagai sumber syariat Islam, ketika seseorang tidak beriman kepadanya. Dan bila kebanyakan umat yang mengaku sebagai orang Islam tetap memilih Pemimpin di luar orang Islam, maka sudah pasti umat Islam telah menggali Neraka bagi dirinya masing-masing. Allah mengingatkan umat Islam dalam banyak ayat antara lain.

وَلَن تَرْضَى عَنكَ الْيَهُودُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللّهِ مِن وَلِيٍّ وَلاَ نَصِيرٍ

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu sehingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah:”Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS. 2:120)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاء بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS. 5:51)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الَّذِينَ اتَّخَذُواْ دِينَكُمْ هُزُواً وَلَعِباً مِّنَ الَّذِينَ أُوتُواْ الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kemu mengambil menjadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu menjadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertawakkallah kepada Allah jika kamu betul-betul orang yang beriman. (QS. 5:57)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ آبَاءكُمْ وَإِخْوَانَكُمْ أَوْلِيَاء إَنِ اسْتَحَبُّواْ الْكُفْرَ عَلَى الإِيمَانِ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu pemimpin-pemimpinmu,jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa yang di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. 9:23)

Ayat ayat diatas mungkin saja di hari ini sudah sangat jarang di sampaikan dan di bahas dalam pengajian-pengajian di tengah masyarakat muslim. Sehingga mungkin saja umat Islam tidak mengetahui bagaimana Allah membimbing umat Islam agar memilih pemimpin pemimpin dari kaum Muslaimin, Mukminin, Muttaqin.

Bagaimana kita lihat di negri-negri kaum Muslimin yang di pimpin oleh orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan Rasulnya, maka segala macam pelanggaran-pelanggaran syariat akan dibiarkan leluasa terjadi. Dan bahkan PERDA PERDA pun akan dibuat dengan tidak mengambil dasar dari Syariat Islam yang LUHUR dan TINGGI,

Hal-hal sepele semisal makanan BABI, minuman ALKOHOL, perbuatan PROSTITUSI, sistem keuangan RIBA, memamerkan AURAT di muka umum, semua di anggab biasa. Bahkan sampai ingin menghapus pengenal agama yang ada di KTP umat manusia. Seolah agama seseorang adalah sesuatu yang tidak penting. Padahal seharusnya identitas agama tersebut memberi kewajiban kepada para pemimpin utuk mendidik umat ini untuk menjadi semakin tinggi iman dan taqwanya.

وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللّهِ مِن وَلِيٍّ وَلاَ نَصِيرٍ

Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS. 2:120)

Bila seorang mukmin telah mendholimi dirinya sendiri dengan memilih pemimpin di luar orang beriman dan bertaqwa, dan kemudian merajalela kemaksiatan, maka bila Allah murka kepada umat Islam, maka murka Allah tidak ada yang bisa membendungnya.

Bila umat Islam membiarkan dirinya mengkonsumsi hal-hal yang merusak iman dan taqwa, dan kemudian mereka kehilangan iman dan taqwa, dan kemudian mereka mengabaikan bimbingan Allah dan Rasulnya , maka jangan menyesal ketika mereka kembali ke AKHIRAT di lupakan Allah, sebagaimana mereka telah melupakan Allah SWT ketika di hidup di DUNIA sebagaimana firmanNYA.

الَّذِينَ اتَّخَذُواْ دِينَهُمْ لَهْواً وَلَعِباً وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فَالْيَوْمَ نَنسَاهُمْ كَمَا نَسُواْ لِقَاء يَوْمِهِمْ هَـذَا وَمَا كَانُواْ بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ

(yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main atau senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka”. Maka pada hari itu (kiamat ini), Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami. (QS. 7:51)

فَلَمَّا نَسُواْ مَا ذُكِّرُواْ بِهِ أَنجَيْنَا الَّذِينَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوءِ وَأَخَذْنَا الَّذِينَ ظَلَمُواْ بِعَذَابٍ بَئِيسٍ بِمَا كَانُواْ يَفْسُقُونَ

Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. (QS. 7:165)

قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنتُ بَصِيراً ﴿١٢٥﴾ قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنسَى

Berkatalah ia:”Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya seorang yang melihat” (QS. 20:125)
Allah berfirman:”Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu(pula) pada hari inipun kamu dilupakan”. (QS. 20:126)

فَذُوقُوا بِمَا نَسِيتُمْ لِقَاء يَوْمِكُمْ هَذَا إِنَّا نَسِينَاكُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْخُلْدِ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Maka rasailah olehmu (siksa ini) disebabkan kamu melupakan akan pertemuan dengan harimu ini (Hari Kiamat); sesungguhnya Kami telah melupakan kamu (pula) dan rasakanlah siksa yang kekal, disebabkan apa yang selalu kamu kerjakan”. (QS. 32:14)

وَقِيلَ الْيَوْمَ نَنسَاكُمْ كَمَا نَسِيتُمْ لِقَاء يَوْمِكُمْ هَذَا وَمَأْوَاكُمْ النَّارُ وَمَا لَكُم مِّن نَّاصِرِينَ

Dan dikatakan (kepada mereka): “Pada hari ini Kami melupakan kamu sebagaimana kamu telah melupakan pertemuan (dengan) harimu ini dan tempat kembalimu ialah neraka dan kamu sekali-kali tidak memperoleh penolong. (QS. 45:34)

Bila Allah telah memerintah kepada setiap orang MUSLIM untuk memilih pemimpin dari muslimin, mukminin, muttaqin, maka bila umat Islam melanggar larangan Allah SWT , akibat buruk itu tidak saja disandang di DUNIA saja namun akan disandang juga di AKHERAT, mereka akan dilupakan Allah dan kita sudah bisa mengetahui orang-orang yang dilupakan Allah tentu mereka tidak akan diberi SURGA nya Allah dan pasti mereka akan di buang ke NERAKA nya Allah SWT.

Kita berlindung kepada Allah, agar kita lebih menghargai HIDAYAH Allah SWT, dari pada sekedar memilih keberhasilan dan kesenangan dunia yang sangat sedikit, mungkin beberapa tahun lagi semua pemimpin pemimpin yang tidak beriman itu telah merasai siksa Allah di alam KUBUR. Dan mungkin yang para pemilihnya juga merasakan kejadian yang sama.

Bila manusia sudah dilupakan oleh Allah, maka kemana ujung akhirnya, semua kita sudah tahu jawabannya. Mari kita semua umat Islam, jangan sampai kita berbuat DURHAKA kepada Allah.

Wallahu a’lam.


Buka juga :

Post a Comment

Silahkan berkomentar

Previous Post Next Post